rss

Minggu, 15 November 2009

Pembukaan TEMILREG FOSSEI SUMBAGTENG di Sambut Antusias Oleh Mahasiswa

Pekanbaru, Iqtishad - Hal ini diawali dengan kata sambutan yang disampaikan oleh rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qasim Riau (UIN SUSQA) prof. Muhammad Nazir yang menyampaikan bahwa sebenarnya semua ilmu itu berasal dari Allah SWT, tidak ada pendikotomian keilmuan baik itu dalam hal ekonomi, sosiologi, politik dan lain sebagainya. Oleh karena itu sistem yang menyatakan bahwasannya universitas keagamaan hanya mengadakan jurusan-jurusan keagamaan saja harus dihapuskan, karena itu sama saja dengan mendikotomikan pendidikan keilmuan dan hal itu tidak ada dalam Islam. Dalam hal ekonomi Islam rektor juga memaparkan walaupun kita sudah terlambat dalam mempelajari ekonomi Islam, tetapi hal itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Pada TEMILREG FoSSEI se SUMBAGTENG ke III yang berlangsung mulai dari tanggal 12 sampai 14 desember 2009 kali ini ditajah oleh KSEI SCEI FASIH UIN SUSQA. Program-programnya juga sangat baik diantaranya mengadakan konfrensi nasional ekonomi Islam, perlombaan LKTEI, olympiade ekonomi Islam tingkat mahasiswa dan pelajar, pertandingan futsal, TSQ, bahkan diramaikan juga dengan aneka bazar mulai dari perbankan syari’ah, asuransi syari’ah sampai dengan pejnualan buku-buku baik itu umum maupun Islami . Dalam acara konfrensi nasional FoSSEI mengundang dua narasumber yang berkompeten dalam bidang ekonomi Islam. Diantaranya: Ir. Adiwarman Karim, dan Deliarnov (pakar ekonomi Riau). Suasana menjadi lebih antusias lagi ketika Adiwarman Karim memulai presentasinya. Beliau menyatakan, “Dua negara yang berpengaruh dalam pengembangan Islam diantaranya adalah Andalusia dikarenakan banyaknya peninggalan prasejarah kekuasaan Islam, dan Indonesia karena masuknya Islam bukan dipengaruhi oleh peperangan dan kekuasaan dari dinasti-dinasti kerajaan, melainkan Islam masuk dibawa oleh pedagang Yaman, Gujarat, dan China.” Beliau juga menyatakan awal mulanya Adam Smith membuat buku “The Wealth of Nation” terinspirasi dari bukunya Abu Ubaid, yaitu yang berjudul “al-Amwal”, yang didapatkannya dari seminar-seminar yang diadakan di Prancis.
Pandangan beliau mengenai sistem neo liberal dan neo sosialis terjadi karena kehancuran daripada sistem liberal dan sosialis itu sendiri dalam perjalanannya. Sedangkan pandangannya tentang ekonomi Islam beliau tidak setuju kalau ekonomi Islam diposisikan di tengah-tengah antara liberal dan sosialis, karena dalam hak kepemilikan liberal dan sosialis hanya ada tiga hak yang diakui, yaitu kepemilikan pribadi, kepemilikan bersama, dan kepemilikan negara. Sedangkan ekonomi Islam mengakui adanya empat kepemilikan dari kepemilikan tiga di atas, yaitu yang keempatnya adalah kepemilikan Allah.
Akhir dari pada pembukaan ini, berakhir dengan pesan beliau yang dijadikan prinsip yaitu untuk menjadi ekonomom yang berhasil ada beberapa hal yang harus dipenuhi pertama harus takhalli (tinggalkan yang haram), tahalli (amal sholeh), dan tajalli (berakhalakul karimah), serta tujuan dari pada terselenggara acara ini adalah untuk menambah wawasan dan melahirkarkan pakar-pakar baru dalam bidang ekonomi Islam, yang nantinya berguna baik itu di Indonesia secara khusus maupun dunia secara umum.


0 komentar:


Posting Komentar